• Sab. Okt 12th, 2024

PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Mempelajari Diksi dan Ragam Tulis Bahasa Indonesia

Jun 17, 2023

Salah satu keunggulan Prodi Tadris Bahasa Indonesia adalah mencetak mahasiswa yang tidak hanya terampil berbicara secara lisan, namun juga mahir menyampaikan gagasannya dalam tulisan. Oleh sebab itu pada 16 Juni 2023 kemarin, mahasiswa diberi wadah untuk belajar lebih dalam tentang diksi dan ragam tulis bahasa Indonesia. Bersama Ibu Elen Nurjanah, M.Pd. sebagai pemateri, mahasiwa diajak untuk terus berlatih menulis menggunakan bahasa yang tepat sesuai konteks pemakaiannya.

Ragam bahasa Indonesia sendiri meliputi ragam baku, ragam formal, ragam resmi, ragam informal, ragam nonformal, dan ragam takformal. Ragam bahasa Indonesia juga dibagi menjadi ragam ilmiah, ragam sastra, ragam lisan, percakapan; ragam literer, dan ragam tulis. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu.

Lalu, apakah pentingnya mempelajari ragam bahasa bagi mahasiswa? Mahasiswa adalah generasi penerus yang dipersiapkan untuk membangun bangsa menjadi lebih maju dan berjaya di masa depan. Oleh sebab itu, mahasiswa harus dapat berkomunikasi dengan baik dan tepat di berbagai situasi yang berbeda. Untuk menjaga komunikasi tetap berlangsung baik, maka diperlukan penggunaan ragam bahasa. Ragam bahasa adalah perbedaan cara berkomunikasi seseorang untuk mencapai tujuan yang sama. Penggunaan ragam bahasa akan mempengaruhi makna atau maksud tertentu mengenai apa yang ingin disampaikan berdasarkan konteks yang ada. Misalnya, saat mahasiswa diposisikan sebagai akademisi, maka mereka harus menggunakan ragam bahasa baku. Namun di saat yang berbeda seperti ketika terjun di masyarakat, mahasiswa harus menggunakan bahasa percakapan yang sesuai dengan budaya yang melingkupinya.